Thursday, July 6, 2017

Patah Hati yang Parah Bisa Datangkan Maut

https://arenadepo.blogspot.com/2017/07/penelitian-ternyata-patah-hati-kelewat.html

www.depokartu.com - Ada beberapa  kasus dimana sepasang suami istri meninggal dunia di waktu yang berdekatan. Bisa jadi dalam beberapa bulan, minggu, atau bahkan beberapa jam setelah pasangannya meninggal lebih dulu. Hal yang sama kadang juga terjadi pada saudara kembar, orangtua dan anak, atau dua orang yang memiliki ikatan emosional kuat. Hal ini lantas menimbulkan pertanyaan, bisakah manusia meregang nyawa karena patah hati ditinggalkan orang yang disayangi?
Hal seperti itu mungkin saja terjadi. Sebuah studi oleh British Heart Foundation (BHF) dan University of Aberdeen menemukan bukti bahwa sindrom patah hati merupakan kondisi medis yang nyata, bisa menyebabkan kerusakan temporer atau permanen pada jantung, dan dalam beberapa kasus bisa membawa penderitanya kepada kematian.

Nama ilmiah sindrom ini adalah takotsubo cardiomyopathy, sebuah kondisi di mana otot jantung melemah karena guncangan emosional atau stres fisik yang intens. Pemicu utamanya adalah tekanan emosional, salah satunya yang disebabkan karena kematian orang yang dicintai.

Tim peneliti memantau kondisi 52 pasien takotsubo selama empat bulan. Dengan menggunakan ultrasound dan MRI jantung, para peneliti menyimpulkan bahwa sindrom ini memiliki pengaruh permanen pada gerakan memompa jantung dan menunda vibrasi yang terjadi saat jantung berdetak. Kondisi ini juga dikatakan dapat menghambat gerakan meremas jantung, menyebabkan jantung berkontraksi dengan cara yang tak wajar.

BHF mendefinisikan takotsubo sebagai suatu kondisi temporer. Pada penderita takotsubo, ventrikel kiri, salah satu ruang di jantung mengalami perubahan bentuk. Kondisi ini akan mengganggu kemampuan jantung untuk memompa darah. Dalam keadaan terburuk bisa menyebabkan gagal jantung

Pada sebagian besar kasus, ventrikel kiri perlahan kembali ke bentuk normalnya dalam beberapa hari, bulan, atau tahun. Namun dalam beberapa kejadian, 3 sampai 17 persen pasien takotsubo justru meninggal dunia dalam kurun waktu lima tahun setelah diagnosis. 90 Persen pasien yang tak berhasil pulih adalah wanita. Diperkirakan karena wanita cenderung lebih sensitif secara emosional.

Lebih jauh, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa jantung manusia tidak selalu dapat pulih sepenuhnya dari guncangan emosional yang terlalu berat. BHF juga menyatakan bahwa saat ini belum diketahui penyembuhan medis yang efektif untuk takotsubo.

Beberapa peneliti berteori bahwa kehilangan pasangan atau orang yang dikasihi menjadi pukulan emosional terbesar karena hubungan yang dijalin merupakan sistem penopang utama dalam menghadapi stres dan faktor-faktor negatif lainnya. Tak heran jika kehilangan semacam ini bisa menghasilkan efek merusak jangka panjang.

"Penelitian ini telah menunjukkan bahwa pada beberapa pasien yang menderita takotubo cardiomyopathy, berbagai aspek fungsi jantung tetap abnormal sampai empat bulan kemudian," kata Profesor Metin Avkiran, associate medical director di BHF.

"Yang mengkhawatirkan, jantung pasien menunjukkan adanya jaringan parut, menunjukkan bahwa pemulihan total mungkin memakan waktu lebih lama, atau memang mungkin tidak akan pernah pulih dengan metode perawatan yang ada saat ini.Hasil penelitian ini menyoroti kebutuhan untuk segera menemukan jenis perawatan yang baru dan lebih efektif untuk kondisi yang merusak ini.

No comments:

Post a Comment